Kamis, 15 Desember 2011

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DENGAN MENGGUNAKAN PECS (bagian 1)

Tulisan ini merupakan makalah tentang meningkatkan kemampuan komunikasi pada anak autis dengan menggunakan PECS (Picture Exchange Comunication System). Makalah ini ditulis oleh Iim Imandala, S.Pd. (guru SLB dan menangani anak autis) tahun 2008. dipublikasikan juga di http://pendidikankhusus.wordpress.com/
——————–

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DENGAN MENGGUNAKAN PECS

Oleh Iim Imandala

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial melakukan interaksi dengan lingkungannya, terutama berinteraksi dengan sesama manusia. Dalam melakukan interaksi manusia membutuhkan media interaksi, yaitu komunikasi. Melalui komunikasi, interaksi menjadi lebih bermakna dan mempengaruhi segala aspek kehidupannya. Dengan komunikasi pula manusia dapat menyampaikan segala keinginannya, menyampaikan informasi, berpendapat, baik secara verbal (melalui lisan) maupun secara non verbal.
Alangkah berbahagianya manusia telah diberi anugerah untuk mampu berkomunikasi. Tapi kenyataannya tidak semua orang dapat melakukan komunikasi dengan baik, salah satu anak yang memiliki gangguan komunikasi adalah anak autis. Pada umumnya bagi anak autis komunikasi menjadi sesuatu yang sangat sulit.

Anak autis mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena mereka mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya (Williams dan Wright, 2004). Sedangkan bahasa merupakan media utama dalam komunikasi. Jadi apabila perkembangan bahasa mengalami hambatan, maka kemampuan komunikasipun akan terhambat. Selain dipengaruhi oleh masalah perkembangan bahasa, kemampuan komunikasi juga dipengaruhi oleh sistem biologis dan syaraf, pemahaman (kemampuan kognitif), dan kemampuan sosial (Sunardi dan Sunaryo, 2006:184). Oleh karena itu, terjadinya ketidakmatangan atau adanya gangguan dalam aspek-aspek tersebut cenderung menghambat perkembangan kemampuan komunikasi.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas banyak orangtua anak autis sangat cemas dengan perkembangan kemampuan komunikasi anaknya. Karena itu, para orangtua berusaha untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan melatih anak untuk berbicara. Padahal melatih berbicara saja belum tentu tepat, karena hanya melatih berbicara berarti hanya melatih salah satu aspek saja dari komunikasi. Dengan menuntut anak untuk bicara lancar akan membuatnya semakin tegang dan ketegangan itu menghambatnya untuk berpikir leluasa (Sjah dan Fadhilah, 2003:213).
Tuntutan agar anak autis terus dilatih bicara lancar tidak hanya muncul dari orangtua saja tapi datang juga dari para pendidik/guru. Para guru menuntut anak autis berbicara lancar karena berkaitan dengan kepentingan program pembelajaran, diantaranya diharapkan setidaknya anak autis mampu menjawab secara lisan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Memang benar kemampuan bicara penting dalm pembelajaran, namun sesungguhnya yang lebih penting adalah pemahaman terhadap bahasa dan kemampuan untuk berkomunikasi dua arah (Sjah, dan Fadhilah, 2003:213).
Semua pihak (orangtua dan guru) harus menyadari bahwa yang harus ditekankan adalah kemampuan berkomunikasi tidak hanya bicara, tapi semua aspek komunikasi. Dengan pemikiran seperti itu maka kita bisa melakukan berbagai hal untuk mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis. Kita bisa mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis karena sesungguhnya mereka masih memiliki potensi untuk berkomunikasi, misalnya dengan gerak tubuh atau dengan visualnya (Williams dan Wright, 2004).
Perlu dipikirkan pula berbagai pendekatan, metode atau media yang dapat membantu mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis. agar potensi yang mereka miliki akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Oleh karena itu makalah ini mengangkat permasalahan bagaimana meningkatkan keterampilan komunikasi bagi anak autis?
B. Ruang Lingkup
Karena masalah utama yang dihadapi anak autis adalah hambatan komunikasi, maka ruang lingkup makalah ini adalah upaya meningkatkan keterampilan komunikasi anak autis dengan PECS. Oleh karena itu ruang lingkup masalahnya akan dibatasi dengan topik-topik sebagai berikut:
1. Konsep dasar anak autis.
2. Konsep dasar komunikasi.
3. Keterampilan komunikasi anak auits.
4. Pengajaran PECS (Picture Exchange Communication System) pada anak autis.
C. Tujuan
Tujuan utama makalah ini adalah untuk menjelaskan penggunaan PECS untuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak autis.
Secara khusus makalah ini bertujuan untuk:
1. Memberikan gambaran siapakah anak autis itu.
2. Menjelaskan apa yang dimaskud dengan komunikasi.
3. Memberikan gambaran keterampilan komunikasi anak autis.
4. Menjelaskan pengajaran PECS pada anak autis.

1 komentar:

Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus dengan psikolog, terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu untuk autism, ADD, ADHD, Fisioterapi, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum dan pelatihan terapi bagi orang tua anak berkebutuhan khusus. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More