Tulisan ini merupakan makalah tentang meningkatkan kemampuan komunikasi pada anak autis dengan menggunakan PECS (Picture Exchange Comunication System). Makalah ini ditulis oleh Iim Imandala, S.Pd. (guru SLB dan menangani anak autis) tahun 2008. dipublikasikan juga di http://pendidikankhusus.wordpress.com/
——————–
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DENGAN MENGGUNAKAN PECS
Oleh Iim Imandala
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
 Manusia  sebagai makhluk sosial melakukan interaksi dengan lingkungannya,  terutama berinteraksi dengan sesama manusia. Dalam melakukan interaksi  manusia membutuhkan media interaksi, yaitu komunikasi. Melalui  komunikasi, interaksi menjadi lebih bermakna dan mempengaruhi segala  aspek kehidupannya. Dengan komunikasi pula manusia dapat menyampaikan  segala keinginannya, menyampaikan informasi, berpendapat, baik secara  verbal (melalui lisan) maupun secara non verbal. 
 Alangkah  berbahagianya manusia telah diberi anugerah untuk mampu berkomunikasi.  Tapi kenyataannya tidak semua orang dapat melakukan komunikasi dengan  baik, salah satu anak yang memiliki gangguan komunikasi adalah anak  autis. Pada umumnya bagi anak autis komunikasi menjadi sesuatu yang  sangat sulit.
 Anak  autis mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena mereka mengalami  hambatan dalam perkembangan bahasanya (Williams dan Wright, 2004).  Sedangkan bahasa merupakan media utama dalam komunikasi. Jadi apabila  perkembangan bahasa mengalami hambatan, maka kemampuan komunikasipun  akan terhambat. Selain dipengaruhi oleh masalah perkembangan bahasa,  kemampuan komunikasi juga dipengaruhi oleh sistem biologis dan syaraf,  pemahaman (kemampuan kognitif), dan kemampuan sosial (Sunardi dan  Sunaryo, 2006:184). Oleh karena itu, terjadinya ketidakmatangan atau  adanya gangguan dalam aspek-aspek tersebut cenderung menghambat  perkembangan kemampuan komunikasi.
 Berdasarkan  kondisi tersebut di atas banyak orangtua anak autis sangat cemas dengan  perkembangan kemampuan komunikasi anaknya. Karena itu, para orangtua  berusaha untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan melatih anak  untuk berbicara. Padahal melatih berbicara saja belum tentu tepat,  karena hanya melatih berbicara berarti hanya melatih salah satu aspek  saja dari komunikasi. Dengan menuntut anak untuk bicara lancar akan  membuatnya semakin tegang dan ketegangan itu menghambatnya untuk  berpikir leluasa (Sjah dan Fadhilah, 2003:213). 
 Tuntutan  agar anak autis terus dilatih bicara lancar tidak hanya muncul dari  orangtua saja tapi datang juga dari para pendidik/guru. Para guru  menuntut anak autis berbicara lancar karena berkaitan dengan kepentingan  program pembelajaran, diantaranya diharapkan setidaknya anak autis  mampu menjawab secara lisan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Memang  benar kemampuan bicara penting dalm pembelajaran, namun sesungguhnya  yang lebih penting adalah pemahaman terhadap bahasa dan kemampuan untuk  berkomunikasi dua arah (Sjah, dan Fadhilah, 2003:213).
 Semua  pihak (orangtua dan guru) harus menyadari bahwa yang harus ditekankan  adalah kemampuan berkomunikasi tidak hanya bicara, tapi semua aspek  komunikasi. Dengan pemikiran seperti itu maka kita bisa melakukan  berbagai hal untuk mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis. Kita  bisa mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis karena sesungguhnya  mereka masih memiliki potensi untuk berkomunikasi, misalnya dengan gerak  tubuh atau dengan visualnya (Williams dan Wright, 2004).
 Perlu  dipikirkan pula berbagai pendekatan, metode atau media yang dapat  membantu mengembangkan kemampuan komunikasi anak autis. agar potensi  yang mereka miliki akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan  kemampuannya. Oleh karena itu makalah ini mengangkat permasalahan  bagaimana meningkatkan keterampilan komunikasi bagi anak autis?
B. Ruang Lingkup
 Karena  masalah utama yang dihadapi anak autis adalah hambatan komunikasi, maka  ruang lingkup makalah ini adalah upaya meningkatkan keterampilan  komunikasi anak autis dengan PECS. Oleh karena itu ruang lingkup  masalahnya akan dibatasi dengan topik-topik sebagai berikut:
1. Konsep dasar anak autis.
2. Konsep dasar komunikasi. 
3. Keterampilan komunikasi anak auits.
4. Pengajaran PECS (Picture Exchange Communication System) pada anak autis.
C. Tujuan
 Tujuan utama makalah ini adalah untuk menjelaskan penggunaan PECS untuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak autis. 
 Secara khusus makalah ini bertujuan untuk:
1. Memberikan gambaran siapakah anak autis itu.
2. Menjelaskan apa yang dimaskud dengan komunikasi.
3. Memberikan gambaran keterampilan komunikasi anak autis.
4. Menjelaskan pengajaran PECS pada anak autis.
 










1 komentar:
Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus dengan psikolog, terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu untuk autism, ADD, ADHD, Fisioterapi, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum dan pelatihan terapi bagi orang tua anak berkebutuhan khusus. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882
Posting Komentar